"Tidak (sempurna) iman seseorang yang tidak amanah dan tidak (sempurna) agama orang-orang yang tidak menunaikan janji." (HR. Ahmad)
Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berfikir dan merasa dalam menghadapi obyek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi kecendcerungan untuk berperilaku terhadap obyek tertentu; terhadap orang tertentu, terhadap gagasan tertentu, terhadap perilaku tertentu dan sebagainya. Sikap pasti mempunyai obyek, tidak ada sikap tanpa ada obyek, misalnya dari pertanyaan: bagaimana sikap anda terhadap masalah A. Sikap biasanya timbul dari pengalaman, baik pengalaman positif maupun pengalaman negatif. Pengalaman positif biasanya melahirkan sikap positif, sebaliknya pengalaman negatip biasanya melahirkan sikap negatif. Karena lahir dari pengalaman maka sikap relatip menetap. Pengalaman diperoleh melalui proses belajar, oleh karena itu meski relatip menetap, sikap bisa diubah atau diperteguh. Sikap berfungsi sebagai pendorong tingkah laku. Jika seseorang sikapnya positip terhadap penegakan hukum, maka dengan mudah ia melakukan sesuatu yang dimaksud untuk menegakkan hukum.
Pengalaman masyarakat Indonesia dalam hal amanah nampaknya kurang menguntungkan. Dalam kurun waktu yang lama masyarakat telah disodori praktek sistematis penyimpangan dari prinsip-prinsip amanah, terutama yang berhubungan dengan politik dan ekonomi. Begitu lamanya pengalaman berjumpa dengan perilaku tidak amanah, hingga banyak anggauta masyarakat yang telah menyesuaikan diri dengan perilaku itu, karena pengalaman juga dapat dilihat, seorang yang amanah justeru dipandang sebagai penghambat oleh sistem yang tidak amanah. Dengan kata lain, sikap tidak amanah itu telah membudaya merasuk ke dalam jiwa masyarakat , mewujud dalam konsep, gagasan, fikiran dan tindakan yang tidak amanah. Itulah puncak dari kehancuran moral bangsa.
Terbayang betapa beratnya mengubah budaya masyarakat Indonesia dengan budaya amanah, karena perubahan budaya memerlukan pendekatan yang tepat dan waktu yang lama. Akan tetapi, suatu bangsa dimanapun, sebagaimana kerata api, sepanjang apapun gerbongnya, ia bisa digerakkan oleh sebuah lokomotif dan seorang masinis, sepanjang infrastruktur relnya telah dapat difungsikan. Demikian juga membangun budaya bangsa masih dimungkinkan dengan menggunakan metode gerakan, dimana simpul-simpul budaya dianyam dalam jaringan sistem gerakan.
Dalam memahami tentang amanah (responsibility) maka harus menengok pada sikap yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW yaitu Nabi Muhammad SAW ini tertuang dalam Alqur'an "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat serta dia banyak menyebut Allah." (Q.S Al-Ahzab surat 33 : ayat 21)
(Azmi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar