Minggu, 20 Maret 2011

Umayyah binti Qais al-Ghiffariah, Sang Perawat di Medan Jihad


Sebuah kalung dihadiahkan Rasulullah SAW atas keberanian Umayyah binti Qais al-Ghiffariah turun ke medan Perang Khaibar. Meski seorang perempuan, keberanian Umayyah untuk membela agama Allah SWT sungguh luar biasa. Ia membela agama Allah sesuai dengan kemampuannya.

Wanita pemberani itu turun ke medan perang untuk membantu dan merawat para sahabat yang terluka. Kalung yang disematkan Rasulullah SAW di leher Umayyah, merupakan tanda kekaguman atas pengorbanan dan keberanian sang perawat mujahidah.

Umayyah berasal dari suku Ghiffar, keturunan Abu Dzar al-Ghiffari. Pada saat masih belia, cahaya iman yang ditebarkan Rasulullah SAW menyinari harinya. Ia pun rela menempuh perjalanan jauh demi bertemu tokoh idola sepanjang zaman, Rasulullah SAW. Umayyah menghadap Rasulullah dan berjanji untuk membantu perjuangan dakwah Islamiyah.

Responsibilitas (Amanah)

"Tidak (sempurna) iman seseorang yang tidak amanah dan tidak (sempurna) agama orang-orang yang tidak menunaikan janji." (HR. Ahmad)

Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berfikir dan merasa dalam menghadapi obyek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi kecendcerungan untuk berperilaku terhadap obyek tertentu; terhadap orang tertentu, terhadap gagasan tertentu, terhadap perilaku tertentu dan sebagainya. Sikap pasti mempunyai obyek, tidak ada sikap tanpa ada obyek, misalnya dari pertanyaan: bagaimana sikap anda terhadap masalah A. Sikap biasanya timbul dari pengalaman, baik pengalaman positif maupun pengalaman negatif. Pengalaman positif biasanya melahirkan sikap positif, sebaliknya pengalaman negatip biasanya melahirkan sikap negatif. Karena lahir dari pengalaman maka sikap relatip menetap. Pengalaman diperoleh melalui proses belajar, oleh karena itu meski relatip menetap, sikap bisa diubah atau diperteguh. Sikap berfungsi sebagai pendorong tingkah laku. Jika seseorang sikapnya positip terhadap penegakan hukum, maka dengan mudah ia melakukan sesuatu yang dimaksud untuk menegakkan hukum.

Kamis, 03 Maret 2011

Awal Mula peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW bermula pada masa pemerintahan Bani Taimiyah, kemudian dilanjutkan pada masa pemerintahan Khalifah Bani Abbas oleh penguasa Al Haramain (dua tanah suci, Mekah dan Madinah) Sultan Salahuddin Al Ayyubi (Soultan Saladin). Perintah merayakan Maulid ini disampaikan pertama kali pada musim Haji 579 H (1183 Masehi). Sebagai penguasa dua tanah suci kala itu, atas persetujuan Khalifah Bani Abbas di Baghdad, Sultan mengimbau agar seluruh jamaah haji seluruh dunia jika kembali ke kampung halaman masing-masing segera mensosialisasikan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW kepada masyarakat Islam dimana saja berada. Maksud Sultan Salahuddin merayakan tradisi ini selain bentuk cintanya pada Rasul juga sebagai cara membangkitkan semangat juang umat Islam yang kala itu kehilangan semangat juang dan persaudaraan ukhuwah ketika terjadi perang salib.

Jangan Tangisi Apa Yang Bukan Milikmu......

Dalam perjalanan hidup ini seringkali kita merasa kecewa. Kecewa sekali. Sesuatu yang luput dari genggaman, keinginan yang tidak tercapai, kenyataan yang tidak sesuai harapan. Akhirnya angan ini lelah berandai-andai ria. Pffhh.sungguh semua itu tlah hadirkan nelangsa yang begitu menggelora dalam jiwa.

Dan sungguh sangat beruntung andai dalam saat-saat terguncangnya jiwa masih ada setitik cahaya dalam kalbu untuk merenungi kebenaran. Masih ada kekuatan untuk melangkahkan kaki menuju majlis-majlis ilmu, majelis-majelis dzikir yang akan mengantarkan pada ketentraman jiwa.

Hidup ini ibarat belantara.Tempat kita mengejar berbagai keinginan. Dan memang manusia diciptakan mempunyai kehendak, mempunyai keinginan. Tetapi tidak setiap yang kita inginkan bisa terbukti, tidak setiap yang kita mau bisa tercapai. Dan tidak mudah menyadari bahwa apa yang bukan menjadi hak kita tak perlu kita tangisi. Banyak orang yang tidak sadar bahwa hidup ini tidak punya satu hukum: harus sukses, harus bahagia atau harus-harus yang lain.

Fathimah Binti Muhammad Rasulullah SAW

Julukannya adalah al-Batuul, yaitu wanita yang memutuskan hubungan dengan yang lain untuk beribadah atau tiada bandingnya dalam keutamaan ilmu, akhlaq, budi pekerti, kehormatan dan keturunannya. Lahir bersamaan dengan terjadinya peristiwa agung yang menggoncangkan Makkah, yaitu peristiwa peletakkan Hajarul Aswad disaat renovasi Ka`bah.

Beliau adalah anak yang paling dicintai oleh keluarganya, terutama ayahnya. Sebagaimana tampak dalam ucapan Rasulullah SAW ,"Fathimah adalah bagian dariku, aku merasa susah bila ia bersedih dan aku merasa terganggu bila ia diganggu".(Ibnu Abdil Barr, Al-Isti`ab). Dalam hadits lain diriwayatkan, "Barang siapa telah memarahinya berarti telah memarahiku". (H.R.Muslim)

Ibnu Qayyim al-Jauziyyah. "Mengajak Kembali ke Alquran dan Hadist"


Tokoh ini dikenal sebagai imam, allamah, muhaqqiq, hafizh, ushuli, faqih, ahli nahwu, berotak cemerlang, dan banyak mengeluarkan karya. Nama lengkapnya Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Abi Bakr bin Ayyub bin Sa’ad bin Huraiz az-Zar’i, namun lebih dikenal dengan nama Ibnu Qayyim al-Jauziyyah. Ibnul Qayyim dilahirkan di tengah keluarga berilmu dan terhormat pada tanggal 7 Shaffar 691 H. Kampung kelahirannya adalah Zara’ dari perkampungan Hauran, sebelah tenggara Damsyq (Damaskus), Suriah.Berkat pendidikan intensif yang diberikan orangtuanya, Ibnul Qayyim pun tumbuh menjadi seorang yang dalam dan luas pengetahuan serta wawasannya. Terlebih ketika itu, bidang keilmuan sedang mengalami masa jaya dan para ulama pun masih hidup. Dari ayahnya, Ibnu Qayyim belajar ilmu faraidl karena sang ayah memang sangat menonjol dalam ilmu itu. Selain itu, dia belajar bahasa Arab dari Ibnu Abi al-Fath al-Baththiy dengan membaca kitab-kitab Al-Mulakhkhas li Abil Balqa’, kitab Al-Jurjaniyah, juga sebagian besar kitab Al-kafiyah was Syafiyah. Kepada Syaikh Majduddin at-Tunisi dia belajar satu bagian dari kitab Al-Muqarrib li Ibni Ushfur.

Di manakah Letak Kesalahannya?

Aliran sesat dan menyesatkan yang mengkaitkan diri dengan ajaran Islam bermunculan di Indonesia antara lain karena dakwah belum dilakukan secara meluas dan menyentuh segenap kaum Muslim di Tanah Air. "Boleh jadi adanya paham-paham baru yang bertentangan dengan akidah Islamiyah ini disebabkan karena dakwah yang belum meluas dan mendalam ke seluruh umat," kata Toha Husein,seorang warga Grendeng, Banyumas. Menurut Beliau, hal tersebut dapat juga muncul karena minimnya pemahaman dan ilmu tentang landasan utama yakni Al Quran dan As-Sunnah.
Mengenai aliran sesat Al Qiyadah Al Islamiyah, Beliau berpendapat agar para pengikutnya yang telah disesatkan untuk dirangkul dan ditarik agar kembali ke jalan yang lurus.

Mengapa Harus Aliran Sesat ?


Munculnya Dorongan
Fenomena aliran sesat itu bukan sesuatu yang gampang saya mengerti. Itu tidak seperti tersesat di pasar, atau di gang-gang kampung. Ini adalah fenomena yang delicate, halus, tapi rumit. Makanya, ketika ada protes menentang aliran sesat dan diikuti aksi main hakim sendiri, saya teringat kalau orang Indonesia pada umumnya itu sangat peduli pada masalah etis. Tetapi, giliran ada orang korupsi dan kolusi, satu sama lain mingkem tidak berani protes, apalagi main hakim sendiri. Rata-rata begitu ya? Bukankah masalah yang terangkat menjadi topik nasional biasanya tentang hal-hal etis, yang biasanya berkaitan dengan agama, nilai masyarakat,... harga diri?
Yah sudahlah, pelan-pelan nanti bisa imbang sendiri. Tetapi kita tidak bisa bohong kalau masalah pluralitas memang sering mengerus keutuhan negeri ini, kadang-kadang pada level yang sangat mengerikan. Saya tidak bilang kalau keberagaman itu harus dirayakan lho. Tapi suka atau tidak suka, itu adalah takdir yang menjadi tanggung jawab bersama ketika kita berbagi tanah ini.

Moment of the moment UKI FISIP

Free SMS

blog free download